26 Agustus 2008

MENGGAGAS ADANYA SUASANA INDUSTRI DI JURUSAN TEKNIK SIPIL

oleh I. Pratomojati

Salah satu Politeknik ternama di Indonesia mengklaim, suasana industri di kampusnya menjadikan politekniknya menjadi unggulan. Sejak mahasiswa masuk sudah diperkenalkan suasana lingkungan industri sehingga mahasiswa terbiasa dengan lingkungan kerja sebenarnya jika telah lulus nanti.

Suasana industri di tingkat jurusan sebetulnya dapat dimulai dari yang paling sederhana. Jurusan Teknik Sipil sudah dan pernah mengadakan kerjasama dengan berbagai industri, misalnya PT Jasa Marga, Pabrik Baja Gunung Garuda, PT Wijaya Karya, Semen Holcim dan lain sebagainya. Pihak industri dapat diajak kerja sama tidak hanya dalam konten edukasi dan materi kuliah, namun juga kerja sama dalam mewujudkan fisik ruangan kuliah. Sebagai contoh ruangan kuliah teori saat ini telah cukup dalam kuantitas. Namun keadaan di dalamnya masih cukup memprihatinkan. Komputer di meja dosen sering rusak, LCD ngadat, AC panas dan lain-lain. Keadaan dinding ruanganpun masih gersang. Mungkinkah dalam kerja sama dengan industri, Jurusan Teknik Sipil “menjual“ ruangannya agar bersuasana industri. Misalnya ada 12 ruang reguler ada 3-5 ruang dijual kepada industri, sehingga nantinya ada kelas Jasa Marga, Kelas Wijaya Karya, Kelas HWU. Dalam ruangan tersebut perusahaan industri boleh menghias dengan logo, produk dan gambar lain yang berkaitan dengan perusahaan dan pendidikan teknik Sipil. Dengan demikian pastilah ruangan yang dibuat/dikelola oleh perusahaan itu akan bersaing. Bersaing sehat menuju lingkungan bersih, rapi dan segar. Di kelas lainpun yang dikelola jurusan dapat dipercantik dengan gambar foto-foto metode konstruksi, gedung yang canggih, jembatan yang menawan berukuran A2/A3 untuk menghias dinding. Ini tentu menambah suasana kelas lebih hidup.

Pihak laboratorium dan bengkel pun juga dapat berbenah mewujudkan lingkungan praktek yang bersuasana industri. Kini, lokasi proyek konstruksi juga dituntut lingkungan yang rapi dan mengutamakan keselamatan kerja. Untuk itulah di bengkel dan laboratorium Sipilpun dapat lebih rapi .

Di salah satu Politeknik di Bandung, ketika masuk Politeknik tersebut para tamu akan dipertemukan dengan ruangan/ showroom yang berisi hasil praktek/ karya sivitas akademika politeknik. Ini menunjukkan bahwa hasil karya mahasiswa/ warga politeknik rapi terdokumentasikan, sehingga kapan diperlukan untuk pameran pendidikan, sudah siap menampilkan produk unggulan. Tidak sekedar brosur dan poster.

Sekali lagi, untuk menarik minat pihak industri masuk ke kampus PNJ masalah kebersihan dan keasrian lingkungan kampus menjadi syarat mutlak. Sudah waktunya PNJ mencontoh UI yang sangat intent berbenah mempercantik kampus dan lingkungannya. Bila perlu sudah harus dipikirkan penggunaan petugas kebersihan khusus/ cleaning services yang bekerja jam per jam seperti di mal atau pasar swalayan itu.

Semoga dengan struktural PNJ yang baru dan struktural jurusan (bulan Agustus mendatang) suasana industri di Jurusan Teknik Sipil akan dapat terwujud!

(prj)

MENGGAGAS ADANYA SUASANA INDUSTRI DI JURUSAN TEKNIK SIPIL

oleh I. Pratomojati

Salah satu Politeknik ternama di Indonesia mengklaim, suasana industri di kampusnya menjadikan politekniknya menjadi unggulan. Sejak mahasiswa masuk sudah diperkenalkan suasana lingkungan industri sehingga mahasiswa terbiasa dengan lingkungan kerja sebenarnya jika telah lulus nanti.

Suasana industri di tingkat jurusan sebetulnya dapat dimulai dari yang paling sederhana. Jurusan Teknik Sipil sudah dan pernah mengadakan kerjasama dengan berbagai industri, misalnya PT Jasa Marga, Pabrik Baja Gunung Garuda, PT Wijaya Karya, Semen Holcim dan lain sebagainya. Pihak industri dapat diajak kerja sama tidak hanya dalam konten edukasi dan materi kuliah, namun juga kerja sama dalam mewujudkan fisik ruangan kuliah. Sebagai contoh ruangan kuliah teori saat ini telah cukup dalam kuantitas. Namun keadaan di dalamnya masih cukup memprihatinkan. Komputer di meja dosen sering rusak, LCD ngadat, AC panas dan lain-lain. Keadaan dinding ruanganpun masih gersang. Mungkinkah dalam kerja sama dengan industri, Jurusan Teknik Sipil “menjual“ ruangannya agar bersuasana industri. Misalnya ada 12 ruang reguler ada 3-5 ruang dijual kepada industri, sehingga nantinya ada kelas Jasa Marga, Kelas Wijaya Karya, Kelas HWU. Dalam ruangan tersebut perusahaan industri boleh menghias dengan logo, produk dan gambar lain yang berkaitan dengan perusahaan dan pendidikan teknik Sipil. Dengan demikian pastilah ruangan yang dibuat/dikelola oleh perusahaan itu akan bersaing. Bersaing sehat menuju lingkungan bersih, rapi dan segar. Di kelas lainpun yang dikelola jurusan dapat dipercantik dengan gambar foto-foto metode konstruksi, gedung yang canggih, jembatan yang menawan berukuran A2/A3 untuk menghias dinding. Ini tentu menambah suasana kelas lebih hidup.

Pihak laboratorium dan bengkel pun juga dapat berbenah mewujudkan lingkungan praktek yang bersuasana industri. Kini, lokasi proyek konstruksi juga dituntut lingkungan yang rapi dan mengutamakan keselamatan kerja. Untuk itulah di bengkel dan laboratorium Sipilpun dapat lebih rapi .

Di salah satu Politeknik di Bandung, ketika masuk Politeknik tersebut para tamu akan dipertemukan dengan ruangan/ showroom yang berisi hasil praktek/ karya sivitas akademika politeknik. Ini menunjukkan bahwa hasil karya mahasiswa/ warga politeknik rapi terdokumentasikan, sehingga kapan diperlukan untuk pameran pendidikan, sudah siap menampilkan produk unggulan. Tidak sekedar brosur dan poster.

Sekali lagi, untuk menarik minat pihak industri masuk ke kampus PNJ masalah kebersihan dan keasrian lingkungan kampus menjadi syarat mutlak. Sudah waktunya PNJ mencontoh UI yang sangat intent berbenah mempercantik kampus dan lingkungannya. Bila perlu sudah harus dipikirkan penggunaan petugas kebersihan khusus/ cleaning services yang bekerja jam per jam seperti di mal atau pasar swalayan itu.

Semoga dengan struktural PNJ yang baru dan struktural jurusan (bulan Agustus mendatang) suasana industri di Jurusan Teknik Sipil akan dapat terwujud!

(prj)