Setelah terkatung-katung lebih dari enam bulan, akhirnya Prof. Dr. Johny Wahyuadi Mudaryoto Soedarsono dilantik menjadi Direktur Politeknik Negeri Jakarta periode 2008-2012 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Bambang Soedibyo, Kamis, 27 Maret 2008. Serah terima jabatan dari pejabat lama Ir. Heddy R Agah MEng kepada
pejabat baru akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.
Sudah dua kali periode (2003 dan 2007) Pemilihan Direktur Politeknik Negeri Jakarta selalu bermasalah (tertunda). Mudah-mudahan untuk periode mendatang pemilihan Direktur PNJ tidak akan bermasalah lagi.
Menyimak apa yang akan dilakukan oleh Direktur baru ini, berikut cuplikan tulisan yang pernah dimuat di Warta Politeknik:
Pak Johny dalam organisasi paling rendah menjadi kepala laboratorium, pernah jadi asisten Ketua Jurusan, dan Pembantu dekan, semuanya adalah pengalaman manajerial yang ia miliki. Meskipun tidak mempunyai pengalaman bidang politeknik namun menurut putra alm. May.Jen (purn) H. Soedarsono Mertoprawiro dan Hj. Moeriah Kasian ini, bukan berarti tidak punya bekal. Menurut penjelasannya, politeknik adalah suatu proses, mahasiswa mau dijadikan apa, tergantung kita. Asal sistem harus jelas, termasuk kurikulum, fasilitas, manajemen, pengajarnya punya kompetensi ilmu dan pendidikan. Semuanya harus punya satu basic yang minimum, jadi yang penting bagaimana bisa berbakti, meng-create sesuatu. Ayah dari tiga putri (Denyza, Denyzi, Martina) ini melihat potensi PNJ demikian besar dan belum dimanfaatkan maksimum. Di antaranya adalah dana vertikal (pemerintah) dan dana horisontal (industri) ini adalah income. Johni yang menyukai olah raga tenis ini mengatakan, ""Saya tidak melihat suatu masalah di sini, tapi tantangan, ayolah sama-sama bekerja"". Johni menginginkan mahasiswa PNJ kelak menjadi yang nomor satu, ""Sepuluh persen saja yang unggul, maka jangan takut PNJ kurang peminat"" Namun, katanya lagi "" SDM harus di upgrade dulu mau S2, S3 , kalau tidak mau jenjang akademis, ikut pelatihan yang sertifikasi internasional"" Terakhir ia mempunyai satu kata kunci untuk itu, ""Mau berubah apa tidak ?""
pejabat baru akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.
Sudah dua kali periode (2003 dan 2007) Pemilihan Direktur Politeknik Negeri Jakarta selalu bermasalah (tertunda). Mudah-mudahan untuk periode mendatang pemilihan Direktur PNJ tidak akan bermasalah lagi.
Menyimak apa yang akan dilakukan oleh Direktur baru ini, berikut cuplikan tulisan yang pernah dimuat di Warta Politeknik:
Pak Johny dalam organisasi paling rendah menjadi kepala laboratorium, pernah jadi asisten Ketua Jurusan, dan Pembantu dekan, semuanya adalah pengalaman manajerial yang ia miliki. Meskipun tidak mempunyai pengalaman bidang politeknik namun menurut putra alm. May.Jen (purn) H. Soedarsono Mertoprawiro dan Hj. Moeriah Kasian ini, bukan berarti tidak punya bekal. Menurut penjelasannya, politeknik adalah suatu proses, mahasiswa mau dijadikan apa, tergantung kita. Asal sistem harus jelas, termasuk kurikulum, fasilitas, manajemen, pengajarnya punya kompetensi ilmu dan pendidikan. Semuanya harus punya satu basic yang minimum, jadi yang penting bagaimana bisa berbakti, meng-create sesuatu. Ayah dari tiga putri (Denyza, Denyzi, Martina) ini melihat potensi PNJ demikian besar dan belum dimanfaatkan maksimum. Di antaranya adalah dana vertikal (pemerintah) dan dana horisontal (industri) ini adalah income. Johni yang menyukai olah raga tenis ini mengatakan, ""Saya tidak melihat suatu masalah di sini, tapi tantangan, ayolah sama-sama bekerja"". Johni menginginkan mahasiswa PNJ kelak menjadi yang nomor satu, ""Sepuluh persen saja yang unggul, maka jangan takut PNJ kurang peminat"" Namun, katanya lagi "" SDM harus di upgrade dulu mau S2, S3 , kalau tidak mau jenjang akademis, ikut pelatihan yang sertifikasi internasional"" Terakhir ia mempunyai satu kata kunci untuk itu, ""Mau berubah apa tidak ?""
(prj-rita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar